Bambang Istiawan dan Rosita, 'Forest Man'
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBIndia bisa saja memiliki Jadav "Molai" Payeng sebagai sosok Forest Man. Tapi Indonesia tentu lebih hebat lagi karena punya Bapak Bambang dan Ibu Rosita
India bisa saja memiliki Jadav "Molai" Payeng sebagai sosok Forest Man yang mengurusi hutan 30 tahun lamanya seorang diri! Tapi, Indonesia tentu tak kalah hebatnya karena memiliki sosok Bapak Bambang Istiawan dan istri, Ibu Rosita yang mengabdikan dirinya untuk kelangsungan ekosistem selama belasan tahun lamanya. Melalui kelompok tani binaannya, beliau mengubah lahan gundul menjadi rimbun dan lebat selayaknya hutan di tengah kota.
Tahun 2014, awal mula perkenalan dengan Bapak Bambang Istiawan dan istri, Ibu Rosita. Beliau berdua adalah pegiat lingkungan. Beliau pemilik Hutan Organik yang berlokasi di Megamendung, Bogor – Jawa Barat. Saya memilih beliau sebagai salah satu sosok figur inspiratif versi saya, bukan karena tanpa alasan. Dedikasi beliau terhadap lingkungan patut diacungi jempol. Beliau menjadi inspirasi dan berdampak luas serta memberi kebermanfaatan bagi banyak orang serta lingkungan. Tanpa mengurangi rasa hormat, saya ingin sekali menyebut beliau “Tarzan” Abad 21. Julukan ini bukan bermaksud untuk kurang sopan apalagi melebih-lebihkan, tetapi semata-mata menjadi bentuk apresiasi saya atas kerja keras beliau yang benar-benar mendedikasikan diri untuk lingkungan, karena beliau berkiprah tidak hanya dalam tataran praktis tapi masuk ke setiap elemen lini kehidupan. Bisa dibayangkan beliau dan keluarga tinggal bersama di tengah Hutan Organik. Bahkan cucu-cucu beliau mempunyai rumah pohon yang mungil di dalam hutan.
Awal mula, siapa yang akan menyangka bahwa di kawasan Puncak Bogor yang dihuni ratusan bahkan mungkin lebih villa/penginapan masih terdapat Ruang Terbuka Hijau berupa Hutan Organik. Luasan lahannya pun mencapai 2 hektar dan atas kepemilikan pribadi. Berdasarkan penuturan dari Ibu Rosita sendiri bahwa tanah tersebut awal mulanya sebelum menjadi hutan sangatlah gersang dan tandus. Tapi, Bapak Bambang dan Ibu pantang menyerah. Semenjak tahun 2002, mereka mengubah tanah yang awalnya sangat tidak memungkinkan untuk ditumbuhi tanaman jenis apapun menjadi subur dan sangat potensial melalui sistem tumpang sari (agro forestry). Hingga kini manfaatnya bisa dirasakan tidak hanya oleh keluarga Bapak Bambang sendiri tapi juga masyarakat sekitar.
Perkembangan pemulihan kawasan Hutan Organik 2002 - 2012 (Sumber: https://www.facebook.com/bambang.istiawan.1)
Dalam perjalanannya, usaha merehabilitasi lahan dan mengembalikan peranannya menjadi hutan penuh perjuangan dan lika liku. Beragam kendala ditemui di lapangan. Tapi Bapak dan Ibu gigih serta penuh semangat menerjang hambatan yang ada. Mulai dari berurusan dengan oknum preman, penyerobotan lahan, sampai pada keterbatasan tenaga kerja karena tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian terutamanya kehutanan menjadi sektor yang masih dipandang sebelah mata oleh para anak muda yang lebih tertarik untuk hijrah ke kota dan meninggalkan pertanian yang dianggap urusan orang tua.
Dalam perkembangannya Bapak Bambang mengerahkan segala daya upaya secara swadaya dan mandiri. Diantaranya untuk sistem pengairan yang menggunakan pompa hidran. Air tanah sangat berlimpah merupakan hasil dari perbaikan dan reboisasi yang berjalan dengan baik.
Pompa hidran sedang beroperasi (Sumber: dok. pribadi)
Bekerjasama dengan Kelompok Tani Megamendung beliau merelakan lahannya untuk digarap. Perubahan yang signifikan tampak perbedaannya semenjak situasi di tahun 2002 hingga sekarang. Dari yang awal mulanya tandus dan gersang menjadi sangat hijau, rimbun dan lebat. Penyemaian bibit dan penanaman pohon juga rutin dilakukan.
Penyemaian dan proses penanaman (Sumber: dok. pribadi)
Selama kurang lebih 14 tahun bergelut dengan isu lingkungan maka sekarang saatnya beliau menikmati hasil jerih payahnya. Beliau diganjar beragam penghargaan oleh berbagai pihak, mulai dari daerah hingga bertaraf nasional oleh Presiden Republik Indonesia dan Kementerian terkait.
Pada Agustus 2015, beliau diundang dalam Acara Temu Karya/Sarasehan Pemenang Wana Lestari dan Menerima Penghargaan Prima Wana Mitra, Kelompok Masyarakat Pengelola Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial serta Kalpataru oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Beliau (mewakili Kelompok Tani Hutan Organik) dinobatkan sebagai Juara 1 Tingkat Nasional Kategori Peduli Daerah Aliran Sungai dalam rangka Lomba Pelaksana Kegiatan Bidang Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Tahun 2015 oleh pihak Kementerian.
Penghargaan yang diperoleh atas dedikasi tiada henti (Sumber: https://www.facebook.com/bambang.istiawan.1)
Pada 17 Agustus 2015 pun beliau diundang langsung oleh Presiden Republik Indonesia beserta Ibu Negara pada Upacara Peringatan HUT Ke – 70 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di halaman Istana Merdeka.
Kumpulan orang hebat di Istana Negara (Sumber: https://www.facebook.com/bambang.istiawan.1)
Di balik segala pencapaian dan keberhasilan Bapak Bambang dan sekeluarga. Beliau tetaplah sosok yang humble dan sederhana. Hutan Organik selalu ramai dikunjungi beragam kalangan mulai dari akademisi baik dosen, peneliti maupun mahasiswa, LSM, pemerintah baik pusat maupun daerah, hingga kalangan artis. Semua yang bertamu dianggap kerabat hingga akhirnya perbedaan yang ada melebur menjadi satu. Hal ini terlihat dari hidangan yang disajikan. Setiap tamu yang datang selalu akan disuguhi makanan khas Sunda. Makannya di pendopo sambil lesehan, nikmat sekali! Tapi yang terpenting dari semuanya ialah, KEBERSAMAAN. Makan bersama, bertutur bersama, saling berbagi ide dan manfaat.
Hidangan khas Sunda (Sumber: dok. pribadi)
Sama halnya dengan kebersamaan bersama keluarga tercinta. Beliau tak pernah luput meluangkan waktu bersama istri, anak, cucu dan keluarga besar. Setidaknya keluarga adalah aset dan investasi yang tak ternilai harganya.
Bersama cucu kesayangan (Sumber: https://www.facebook.com/bambang.istiawan.1)
Sejujurnya ada kebanggaan tersendiri menuliskan sedikit cerita tentang beliau, dan tentunya tidak akan ada habisnya. Pasalnya, saya seakan tertular energi positif dan semangat untuk berkarya lebih lagi. Demikianlah adanya pengaruh orang hebat yang tidak sekedar menghebatkan diri sendiri, pun orang lain. Dan kami salah satunya yang beruntung karena bisa berkesempatan belajar banyak dari beliau. Terimakasih banyak Bapak dan Ibu. (yhs)
Himpunan Mahasiswa Wirausaha Pascasarjana IPB Bogor melakukan penanaman pohon di Hutan Organik Megamendung (Sumber: dok. pribadi)
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Daulat Pangan, Daulat Petani: Ingat Surplus!
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBBambang Istiawan dan Rosita, 'Forest Man'
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler